Senin, 08 Maret 2010

Ketika Do'a Tidak Terkabul…

Ketika Do'a Tidak Terkabul…

M Iqbal (Gerai Dinar)

Pagi ini saya tidak menulis tentang Dinar, juga istirahat tidak mengajak orang beli Dinar karena sejak krisis financial pembeli Dinar membludak sampai diluar kapasitas unit produksi mitra kita Logam Mulia…

Mumpung hari ini adalah hari terbaik yaitu hari Jum’at, saya ingin mengajak ke hal lain yang lebih besar, yaitu nahi mungkar terhadap Riba…

Salah satu media nasional ternama pagi ini menulis berita utamanya …Kepercayaan Pasar Belum Pulih….dan Indek Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot 51.04% sejak Januari.

Sudah sekitar satu bulan ini krisis financial melanda dunia dan sampai pagi ini belum nampak gejala-gelaja pemulihannya; mudah-mudahan kali ini kita bisa diselamatkan olehNya sehingga tidak perlu menjadi korban-korban berikutnya dari krisis financial global ini.

Tidak hanya diselamatkan dari bencana finansial, tetapi juga bencana-bencana lain yang marak di negeri ini seperti Lumpur Lapindo, suhu udara yang tiba-tiba memanas secara drastis, padi unggulan yang malah kopong dlsb.dlsb.

Ketika kita berharap diselamatkan, hati kecil kita semua (baik yang di swasta seperti saya, yang di BI, yang di DepKeu, maupun yang di Bursa Efek) hanya bermohon kepada Allah – karena tiada kekuatan selain Dia untuk menyelamatkan kita.

Kalau sampai sekarang do’a tersebut belum dikabulkan; mudah-mudahan ini hanya penundaan dari terkabulnya do’a. Pada saat yang bersamaan kita juga perlu instrospeksi secara nasional, jangan-jangan kita sudah berdo’a tetapi tidak dikabulkan olehNya…

Saya sendiri kawatir kalau-kalau yang kedua yang terjadi; maka saya cari referensi apa yang kiranya bisa menjadi penyebab do’a bangsa ini tidak dikabulkan olehNya.

Yang besar kemungkinannya menjadi penyebab adalah apa yang saya peroleh dari Kitab Riyadhush Shalihin karya Imam Nawawi berikut:

Diriwayatkan Dari Abu Hudzaifah r.a. dari Nabi SAW. Beliau bersabda “ Demi Dia yang jiwaku di tanganNya, hendaklah kamu memerintahkan kebajikan, dan melarang kemungkaran. Bila tidak, maka Allah akan mengirimkan siksaan padamu, kemudian kamu berdo’a, lantas tidak dikabulkan “. (HR. Tirmidzi).

Lantas apa kiranya kemungkaran besar yang bangsa ini tidak melakukan pelarangan terhadapnya ?. Salah satunya yang terbesar adalah Riba.

Meskipun ulama-ulama kita telah memfatwakan bahwa bunga bank adalah Riba (Keputusan Fatwa MUI No 1 th 2004) , tetapi tetap saja belum nampak ada yang melakukan nahi mungkar terhadap kemungkaran yang satu ini.

Bahkan bukan hanya nahi mungkar yang ada, malah ‘amar mungkar’ yaitu mengajak kemungkaran yang banyak.

Bayangkan, pernahkan Anda melihat restaurant atau toko makanan yang berani mengiklankan bahwa makanannya mengandung babi ?; Insyaallah tidak pernah. Karena masyarakat akan menentangnya dengan keras; bumbu masak saja baru diisukan mengandung babi sudah tamat riwayatnya di pasar – apa lagi diiklankan mengandung babi.

Tidak demikian halnya dengan bunga bank (dalam fatwa tersebut diatas termasuk yang dilakukan asuransi, pasar modal, pegadaian dlsb), meskipun dosa terkecilnya lebih berat dari menzinahi ibu sendiri , diancam dihancurkan oleh Allah , kemudian Allah dan RasulNya juga menyatakan perang terhadapnya – industri keuangan kita masih terang-terangan mengiklankan besar-besaran bunga di berbagai media.

Siapa yang sudah melakukan nahi mungkar terhadapnya ? wallahu A’alm, lidah kita semua kelu menghadapi kemungkaran yang sangat besar ini.

Melalui media ini, minimal saya berniat mengajak para ulama dan pemimpin-pemimpin negeri ini untuk mulai berani dan mau melakukan nahi mungkar terhadap kemungkaran yang sangat besar ini.

Untuk apa kita harus melakukan ini ?...agar sesuai hadits tersebut diatas, siksaan dicabut dari kita dan do’a kita mulai dikabulkan olehNya.

Konkritnya apa yang bisa mulai kita lakukan ?; kita bisa mencontoh industri periklanan yang sudah berhasil mewajibkan iklan rokok untuk menuliskan dalam setiap iklannya bahwa rokok berbahaya untuk kesehatan bla..bla..bla…

Nah saya mengusulkan kepada setiap iklan bank , asuransi, pasar modal dlsb. yang dalam iklannya mengandung unsur bunga; diiklannya harus disebutkan peringatan sejenis di iklan rokok.

Misalnya berbunyi : “Berdasarkan fatwa MUI no 1 tahun 2004 Bunga adalah Riba; Riba adalah haram bagi umat Islam dan sangat berbahaya bagi kehidupan dunia dan akhirat Anda”.

Ayo siapa yang mau dukung saya untuk Gerakan Anti Riba ini …?

Bagi saudara-saudara ku yang kerja di bank konvensional nggak usah risau.., yang dilarang dalam Fatwa MUI tersebut adalah produk yang mengandung Bunga /Riba. Banyak produk Anda yang bagus-bagus yang bermanfaat untuk umat seperti layanan pengiriman uang lewat internet, SMS dlsb. Asal nggak dibumbui bunga, insyaallah barakah.

Menurut Yusuf Qaradhawi dalam fatwanya yang panjang tentang seorang muslim yang bekerja di bank, beliau juga tidak mengharuskan muslim tersebut serta-merta meninggalkan pekerjaannya – meninggalkan riba iya harus secepatnya; tetapi karena ada nya produk perbankan yang tidak berbau Riba – ya silahkan saja.

Hanya saja menurut beliau bagi muslim yang bekerja di institusi yang mengandung riba,; dia harus menanamkan niat bahwa dia akan menggunakan seluruh pengetahuan dan pengalamannya untuk memberi alternatif yang bebas riba.

Alternatif bebas riba inilah yang kita semua harus upayakan sekarang; kalau kita lakukan bersama secara besar insyaallah bisa terwujud…yang penting harus ada niat dulu.

Tahun depan akan ada pemilu legislative maupun eksekutif; sampai sekarang saya belum ketemu partai ataupun calon presiden yang memiliki visi ekonomi bebas riba.

Siapapun pemimpin kita kalau dia tidak mengajak rakyat menjauhkan diri dari riba, maka dia masih akan membawa bangsa ini dihancurkan dan diperangi Allah dan rasulNya (QS 2 : 276 & 279) , artinnya belum mengajak kita menjadi Hizbullah – yang berarti masih mengajak kita menjadi Hizbussyaiton…

Daripada menjadi hizbussyaiton lebih baik golput; sebaliknya kalau kita ketemu ada partai atau calon presiden yang mau memancangkan niat membawa negeri ini bebas riba; maka itulah partai dan calon pemimpan kita…adakah yang demikian ? saya belum ketemu.

Tetapi kalau diantara pembaca yakin ada partai atau calon pemimpin yang bisa kita andalkan untuk membawa negeri ini ke partainya Allah, partai yang akan membawa ekonomi kita bebas riba – tolong saya dikasih tahu konkritnya program dia apa, biar saya bisa ikut menyebar luaskannya…

Tidak ada komentar: